Rabu, 25 Januari 2017

NHW #1 "Adab Menuntut Ilmu"

Bismillahi Rahmanir Rahiim..

1. Jurusan ilmu yang ingin saya tekuni dalam universitas kehidupan ini adalah ilmu di bidang wedding organizer, lebih spesifiknya lagi saya ingin memiliki keahlian di bidang rias pengantin yang sesuai syariat islam.

2. "Strong Why" saya dalam memilih bidang ini adalah:
Berawal dari pengalaman saya menggunakan jasa wedding organizer pada pernikahan saya. Saya merasa tidak puas dengan pelayanan jasa WO tersebut, karena ada beberapa prinsip-prinsip yang tidak sesuai dengan keinginan saya. Saya sudah menyampaikan pada perias bahwa saya ingin model jilbab yang menutup dada, dan saya menyesal hanya mengatakan syarat tersebut tanpa mengatakan keinginan saya secara mendetail. Benar saja, pada hari H, memang jilbab saya dibuat menutup dada, namun saya dipakaikan konde yang tinggi bak kepala alien pada saat akad dan resepsi pernikahan. Padahal saat itu saya paham bahwa memakai konde punuk unta tidak sesuai dengan syariat islam. Saya yang introvert sulit untuk menolak eksekusi dari sang perias yang lebih 'dominan', jadilah saya pasrah dengan kemauan si perias. Dari situ, saya ingin menyalurkan 'dendam positif' dengan membuat wedding organizer yang sesuai dengan syariat-syariat islam, dan memudahkan para muslimah dalam merancang pesta pernikahan impiannya.

3. Bagaimana strategi dalam menuntut ilmu di bidang wedding organizer?
Saya memperhatikan beberapa wedding organizer ternama dalam merancang sebuah pesta pernikahan. Dari hasil pengamatan saya, sebuah wedding organizer pasti memiliki satu atau lebih bidang yang dikuasainya sendiri. Ada yang berbasis bisnis katering, ada yang berbasis rias dan gaun pengantin, dan ada yang berbasis dekorasi. Saya memilih bidang rias dan gaun pengantin (makeup artist & attire) sebagai keahlian utama saya. Ketika saya sudah menguasai bidang tersebut, baru saya akan memperluas bidang ilmu saya tentang wedding organizer.
Bagaimana strategi saya dalam mempelajari ilmu makeup artist?
Saya awalnya sangat awam dengan dunia makeup. Pada tahun 2014 saya mengikuti kelas self make up (makeup untuk diri sendiri) sebagai dasar ilmu tentang dunia rias. Setelah itu saya mengikuti kelas lanjutan yaitu professional makeup class di tahun yang sama pada guru yang sama. Selama tahun 2015-2016 saya mempraktekkan ilmu rias saya pada klien-klien muslimah. Sudah belasan muslimah yang saya dandani untuk acara pernikahan, acara wisuda, atau yang mengikuti kursus makeup. Jumlah ini masih sangat sedikit mengingat saat itu saya masih belum fokus dalam bidang ini karena masih menyelesaikan kuliah.
Setelah lulus kuliah (2 pekan lalu) saya berazzam ingin mengikuti kelas makeup dengan guru yang lebih professional dalam rangka mengupgrade skill saya. Insya Allah bulan Maret saya akan mengikuti makeup class yang diselenggarakan oleh makeup artist professional asal Malaysia. Kemudian saya juga berazzam akan mengikuti makeup class setiap setahun sekali dalam rangka terus mengupgrade skill saya dalam bidang rias dengan berguru dengan perias-perias profesional lainnya.

4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, banyak hal yang harus saya perbaiki demi keberkahan sebuah ilmu. Adab pada diri sendiri, secara tidak sadar terkadang saya masih merasa "sudah tahu" dalam suatu kajian keilmuan. Padahal perasaan "sudah tahu" malah akan menghalangi ilmu itu masuk dalam jiwa kita. Harus lebih banyak berlatih untuk 'mengosongkan gelas' sebelum memulai suatu kajian ilmu, agar ilmu bisa masuk tertanam dengan mudah. Dalam hal adab terhadap sumber ilmu, seringkali saya harus lebih skeptis dalam menerima sebuah informasi. Apakah ilmu tersebut baik DAN sesuai syariat? Misalnya saja ketika saya mengikuti makeup class yang mengharuskan saya memakai bulu mata palsu, padahal saya mengerti bahwa memakai bulu mata palsu melanggar syariat islam. Maka dalam mengikuti sebuah kajian ilmu, kita harus lebih skeptis dalam menyerap informasi atau ilmu, apakah ilmu ini baik? apakah ilmu ini bermanfaat? dan yang terpenting apa ilmu ini sesuai syariat? Karena apapun yang kita lakukan sejatinya hanya menginginkan ridho dari Allah, dan setiap keridhoan Allah sudah pasti akan membawa keberkahan hidup.

Alhamdulillah bini'matihi tatiimusshalihat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar