Minggu, 26 November 2017

Math Around Us: Day 3

Bismillah..

Hari ini kakak irsyad dan adik ikram kembali bermain lego sebagai media belajar matematika. Tema hari ini adalah mensortir lego berdasarkan ukuran. Sebelumnya saya jelaskan pada kakak macam-macam ukuran lego: lego besar, sedang, dan kecil. Rupanya kata-kata besar, sedang, dan kecil masih terlihat abstrak bagi kakak sehingga sulit dimengerti. Jadi saya mengganti kata-kata tersebut menjadi lego yang memiliki 3 kotak, 2 kotak, dan 1 kotak. Pengkategorian ini lebih mudah untuk kakak karena ia sudah mulai lancar berhitung hingga belasan. Dengan pengkategorian ini pun kakak belajar bentuk kotak dengan baik.

Setelah lego disortir berdasarkan ukuran, kami pun membuat menara/bangunan dari masing-masing kategori lego. Dari lego 1 kotak kakak membuat menara, begitu pun dengan lego 2 kotak. Kemudian dari lego 3 kotak kakak membuat traktor. Adik ikram pun ikut merakit kereta buatannya.

Alhamdulillah belajar hari ini berjalan dengan lancar dan menyenangkan 😊.

#tantangan10hari #kuliahbunsayiip #level6 #ILoveMath #MathAroundUs

Sabtu, 25 November 2017

Math Around Us: Day 2

Bismillah..

Hari ini kakak irsyad dan adik ikram bermain menuang air ke dalam gelas. Permainan ini melatih anak untuk menakar, mengestimasi kebutuhan air yang dituangkan sesuai dengan ukuran gelas. Kakak senang sekali bermain tuang air meski sesekali air tumpah melebihi kapasitas gelas. Permainan tuang air ke gelas ini diulang-ulang hingga lima kali, sampai lantai sudah mulai becek terkena tumpahan air. Adik ikram sesekali ikut membantu kakak menuang air, dan membantu menumpahkan tentunya 😁.

Alhamdulillah untuk hari ini 😊.

#tantangan10hari #level6 #kuliahbunsayiip #ILoveMath #MathAroundUs

Kamis, 23 November 2017

Math Around Us: Day 1

Bismillah..
Kakak irsyad (4 yo) dan adik ikram (2 yo) suka sekali bermain lego yang bunda belikan. Warna-warni lego yang menarik membuat anak-anak memainkan imajinasinya, membuat kereta, mobil, truk, rumah, jembatan, gedung, dll. Karena tantangan level 6 ini berhubungan dengan matematika, kami menggunakan lego sebagai media belajar.

Pertama-tama bunda menyediakan 5 wadah untuk masing-masing warna lego. Bunda memberi contoh sekali, mulai dari wadah paling kanan untuk warna ungu, kedua warna kuning, ketiga warna hijau, keempat warna oren, dan kelima untuk warna pink.

Kakak irsyad alhamdulillah sudah mengerti warna-warna, jadi bunda hanya memberi contoh sekali dan kakak langsung mengikuti instruksi. Sesekali bunda mengoreksi ketika kakak 'sengaja' salah meletakkan warna lego. Adik ikram masih belum paham warna, hanya meniru yang dilakukan kakaknya.
Setelah semua berhasil dikelompokkan sesuai warna, kami hitung lego berdasarkan warna. Kemudian semua lego dirapihkan kembali ke tempatnya.

Alhamdulillah untuk hari ini 😊

#tantangan10hari #kuliahbunsayiip #level6 #ILoveMath #MathAroundUs

Sabtu, 26 Agustus 2017

10 Days Fun with Konmari - day 10

Bismillah..
Hari terakhir ini kami mengumpulkan semua barang2 yang sudah diseleksi dari proses konmari hari pertama hingga hari terakhir. Barang2 tersebut dibagi lagi menjadi 2, mana yang ingin dibuang dan mana yg akan dikasih ke orang. Untuk barang yang masih bagus akan dikasih me orang seperti baju2 kami berempat. Untuk barang2 yang sudah tidak 'joy'  rusak akan langsung kami buang seperti mainan.

Alhamdulillah family project kami berjalan dengan lancar. Walaupun tak sesuai dengan rencana awal yang telah dituliskan, karena banyak halangan tak terduga yang tiba2 datang. Tak lupa saya memberi apresiasi pada kakak irsyad karena bisa menyeleksi mainan dengan mudah. Saya tak menyangka kakak irsyad bisa dengan mudah merelakan mainannya untuk dibuang, karena biasanya usia segitu 'rasa kepemilikannya'  sangat tinggi.

Semoga family Project kami selanjutnya bisa lebih istiqomah dalam pelaksanaannya. Aamiin.

#day10 #myfamilymyteam #kuliahbunsayiip #gamelevel3 #tantangan10hari #konmarimethod

10 Days Fun with Konmari - day 9

Bismillah..
Di hari ke 9 ini, kami akan meng-konmari kategori komono (pernak-pernik) dengan sub kategori peralatan dapur & rumah tangga. Lumayan banyak yang saya buang seperti celemek yang tidak sengaja tertimbun di kolong dapur sehingga sudah  kotor dan berjamur. Beberapa peralatan yang kira2 sudah tidak terpakai juga saya buang seperti pompa galon dan kaleng2 biskuit yg entah kenapa saya simpan. Saya juga membuang booster seat ikram yang bikin saya tidak 'joy' karena mejanya sudah patah. Dan beberapa printilan yang tidak terpakai juga dibuang, seperti sendok2 plastik dan pisau2 yang sudah tumpul.

Semua barang2 yang sudah diseleksi dari proses konmari hari pertama hingga hari ini dikumpulkan terlebih dahulu di teras samping rumah. Kemudian esok hari barang2 tersebut akan dipisahkan lagi menjadi 2 kategori, mana yang hendak dibuang dan mana yg akan dikasih ke orang.

#day9 #myfamilymyteam #tantangan10hari #gamelevel3 #kuliahbunsayiip #konmarimethod

Jumat, 23 Juni 2017

Aliran Rasa: Komunikasi Produktif

Bismillah..

Alhamdulillah saya telah menyelesaikan tantangan 10 hari, meskipun belum konsisten tiap hari. Sejak pertama kali membaca komunikasi produktif, saya merasa jleb-jleb terutama pada bagian komunikasi dengan anak. Selama ini komunikasi yang terjalin dengan anak saya akui memang kurang produktif. Setelah latihan selama 10 hari ini saya mulai terbiasa dengan beberapa poin yang saya latihkan seperti poin 'memberikan pilihan dibanding perintah langsung' dan 'jelas dalam memberikan pujian dan kritik', meski harus selalu tetap berlatih dengan poin-poin lainnya.

Selain itu materi komunikasi dengan pasangan juga memang materi yang saya butuhkan, melatihkan poin-poinnya juga terasa menyenangkan, meskipun sesekali mengalami kegagalan. Semoga tantangan selanjutnya saya bisa lebih konsisten dalam melatihkan dan (tentunya) menuliskannya.. Aamiin..

#gamelevel1 #kuliahbunsayiip #bunsaybatch2 #komunikasiproduktif #aliranrasalevel1 #iip #bundasayang

Sabtu, 17 Juni 2017

Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif Day 10

Bismillah..

A. Komunikasi Produktif dengan pasangan
Pada hari ini kami berbuka puasa di luar rumah. Namun dalam pelaksanaan nya ada beberapa hal yang tidak saya sukai dari  suami. Hal tersebut saya sampaikan ketika perjalanan pulang, ketika suasana sudah santai dan tenang. Poin choose the right time ini menurut saya sudah bisa saya kuasai dengan baik, hanya saja ketika diskusi terkadang saya masih melibatkan emosi di dalamnya. Sehingga saya masih harus banyak berlatih menyampaikan sesuatu dengan nalar.

B.  Komunikasi Produktif dengan anak
Pada hari ke 10 ini hari terakhir saya melatihkan poin jelas dalam memberikan kritik atau pujian. Hari ini si kakak bisa dengan sigap membereskan mainan sebelum kami pergi, "Terima kasih kakak, sudah mau bantu bunda membereskan mainan". Pun ketika si kakak banyak lari2an ketika kami henda berbuka puasa, "kakak bunda ga suka kakak lari2an, sebentar lagi adzan, kita mau berbuka puasa.. Kalo mau ikut buka puasa, kakak duduk tenang dulu di sini, bisa?," alhamdulillah si kakak mengangguk dan langsung duduk.

Alhamdulillah untuk hari ini..

#komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip #bunsaybatch2 #gamelevel1 #day10 #tantangan10hari

Jumat, 16 Juni 2017

Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif Day 9

Bismillah..

A. Komunikasi Produktif dengan pasangan
Di hari ke 9 ini saya masih melatihkan poin choose the right time, yang terkait pula dengan 'family forum'. Malam ini selepas buka puasa kami mengadakan family forum yang hangat. Mood saya seharian ini kurang baik karena beberapa tingkah laku anak2 dan urusan bisnis. Namun setelah bercerita segala unek2 tentang hari ini membuat saya merasa lega dan kembali good mood. Suami juga dengan senang hati mendengarkan segala keluhan saya hari ini.

B. Komunikasi Produktif dengan anak
Hari ini ada beberapa tingkah laku anak2 yang membuat saya kesal. Saya katakan pada si kakak, "kakak, bunda ga suka kakak main sekuter di dalam rumah, ayo taro dulu ya skuternya, baru boleh. Makan"

Alhamdulillah untuk hari ini..
#kuliahbunsayiip #gamelevel1 #day9 #komunikasiproduktif #bunsaybatch2

Kamis, 15 Juni 2017

Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif Day 8

Bismillah..

A. Komunikasi Produktif dengan pasangan
Pada hari ke 8 ini saya masih melatihkan poin choose the right time. Hari ini kami melakukan family forum selepas berbuka puasa. Kami membicarakan tentang kegiatan hari ini dan juga tentang rencana2 yang akan datang.

B. Komunikasi Produktif dengan anak
Pada hari ke 8 ini saya masih melatihkan poin jelas dalam memberikan kritik atau pujian. Hari ini ada beberapa tingkah laku si kakak yang membuat saya kesal. Seperti saat si kakak loncat2an di kasur.. "kakak kalo loncat2 gitu nanti kena bunda, bundanya sakit kalo keinjek kakak". Kemudian berusaha mengalihkannya ke hal lain seperti "yuk kita baca buku aja sini", si kakak langsung antusias mengambilkan buku untuk dibaca. Kemudian ketika si kakak mudah untuk diajak mandi saya berkata, "ih kakak pinter yah, langsung mau disuruh mandi..", tak lupa saya sematkan komponen emosi, "bunda senang kalo kakak langsung mau disuruh mandi". Si kakak terlihat berbinar ketika saya mengucapkan hal itu.

Alhamdulillah untuk hari ini..

#komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip #bunsaybatch2 #day8 #gamelevel1

Rabu, 14 Juni 2017

Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif Day 7

Bismillah..

A. Komunikasi Produktif dengan pasangan
Pada hari ke 7 ini saya masih melatihkan poin choose the right time. Setelah isya biasanya kami melakukan family forum atau 'pillow talk'. Namun pada hari ini suami sedang ada masalah yang harus segera diselesaikan, sehingga beliau sibuk dengan hpnya, walaupun sesekali beliau meminta pendapat saya tentang masalahnya tersebut. Padahal hari ini saya mengalami hari yang berat, banyak hal yang ingin saya ceritakan pada suami. Meskipun secara garis besar ceritanya sudah saya sampaikan pada suami, namun saya tidak merasa 'intimacy' karena hanya bercerita sekilas. Saya memahami bahwa beliau sedang ada masalah yang harus segera diselesaikan, jadi sekarang ini saya memilih untuk mengalah dan menyimpan segala unek2 tentang kejadian hari ini, mungkin dampai waktu sahur tiba.

B.  Komunikasi Produktif dengan anak
Pada hari ke 7 ini saya masih melatihkan poin jelas dalam memberikan kritik atau pujian. Hari ini pujian yang saya sampaikan seperti, "Terima kasih kakak sudah mau menjemur handuk", "terima kasih kakak sudah mau mengambilkan hp bunda". Begitu pula tentang menyampaikan kritik. Hari ini si kakak agak malas membersihkan mainan, saya berkata "kakak, nanti bunda marah kalo kakak ga mau beresin mainan". Meskipun tidak langsung menunjukkan respon yang diinginkan, namun si kakak berkata "bunda jangan marah lagi ya", membuat saya tidak jadi marah2.

Alhamdulillah untuk hari ini..

#komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip #gamelevel1 #day7 #bunsaybatch2

Selasa, 13 Juni 2017

Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif Day 6

Bismillah..

A. Komunikasi Produktif dengan pasangan
Pada hari ke 6 saya masih melatihkan poin choose the right time. Berkaitan pula dengan 'family forum' atau istilah kami 'pillow talk', sebelum tidur malam kami bercerita tentang kejadian2 hari ini dan berdiskusi pula tentang rencana2 di masa mendatang.

B. Komunikasi Produktif dengan anak
Pada hari ke 6 ini saya masih melatihkan poin jelas dalam memberikan kritik atau pujian. Hari ini ada beberapa tingkah si kakak yang membuat saya marah. Saat saya memandikan si kakak dan adik bersama2, si kakak mulai main2 air hingga baju saya basah. Biasanya saya hanya bilang "kakak jangan gitu, baju bunda jadi basah", tapi sekarang saya berkata, "kakak kalo nutupin keran air gitu nanti airnya nyiprat ke bunda, baju bunda jadi basah". Begitupun pujian saat ia melakukan apa yang saya minta, seperti "terima kasih kakak, sudah mau nyalain kipas angin". Semoga bisa tetap istiqomah..

Alhamdulillah..
#tantangan10hari #komunikasiproduktif #day6 #kuliahbunsayiip #bunsaybatch2 #gamelevel1

Minggu, 11 Juni 2017

Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif Day 5

Bismillah..

A. Komunikasi Produktif dengan pasangan
Sebelumnya saya mempraktekkan poin clear n clarify. Meskipun pernah gagal dan ada pengalaman yang tidak nyaman, namun saya mulai memahami cara menyampaikan sesuatu dengan jelas agar tidak ada salah paham. Pada hari ke 5 ini saya memilih untuk melatih poin choose the right time. Memang benar ketika emosi sedang panjang, yang ada nalar akan pendek. Tidak akan ada gunanya berkomunikasi ketika emosi sedang tinggi. Saat ada suatu kejadian yang membuat emosi saya naik karena suami, saya memilih untuk diam dan menenangkan diri terlebih dulu, meski saat itu suami menunggu saya untuk berbicara. Saya memilih untuk mengalihkan perhatian dengan mandi agar pikiran lebih segar. Setelah emosi saya stabil, baru saya katakan apa yang tidak saya sukai. Jadi saya memilih kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan dengan melihat bagaimana kondisi emosi saya saat itu.

B.  Komunikasi Produktif dengan anak
Sebelumnya saya memilih poin memberikan pilihan untuk dilatihkan. Pada hari ke 5 ini saya memilih poin jelas memberikan kritik/pujian pada anak. Bagi saya poin ini penting untuk dilatihkan karena terkadang saya kurang spesifik dalam memberikan pujian/kritik, seperti kata2 "jangan 'gitu' dong kakak" atau hanya berkata "terima kasih yaa kakak 'baik'". Pada hari ini ada situasi di mana saya meminta tolong kakak agar mengambilkan minum untuk adiknya. Setelah si kakak mau mengambilkan minum, saya berkata "terima kasih ya kakak baik, sudah mau ngambil minum untuk dede". Saat saya menyuruh kakak untuk menyalakan mesin cuci pun saya berkata, "terima kasih ya kakak baik, sudah bantu bunda nyalain mesin cuci". Sebenarnya poin ini mudah, namun kadang saya inginnya 'cepat2' dalam berkomunikasi sehingga kata2 yang terlontar terkadang menjadi pendek dan singkat. Semoga bisa istiqomah 😊

Alhamdulillah untuk hari ini..

#komunikasiproduktif #day5 #kuliahbunsayiip #gamelevel1 #bunsaybatch2

Sabtu, 10 Juni 2017

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif Day 4

Bismillah..

A. Komunikasi Produktif dengan pasangan
Pada hari ke 4 saya praktek poin clear & clarify pada pasangan alhamdulillah berjalan lancar. Saat suami kerja, saya ingin suami membeli beberapa keperluan rumah tangga. Saya mengirim pesan melalui whatsapp dengan melist kebutuhan yang saya perlukan. Suami pun mengklarifikasi beberapa hal, seperti "beli kurma atau sari kurma?". Walaupun masih ada hal yang tidak sesuai dengan harapan saya, namun masih dalam batas pemakluman jadi tidak dipermasalahkan.

B. Komunikasi Produktif dengan anak
Hari ke 4 saya mempraktekan poin memberikan pilihan tidak semulus seperti hari2 sebelumnya. Ada suatu keadaan di mana si kakak dan adik saling berebut mainan, suasana sangat gaduh karena adik menangis kencang dan di kakak juga berteriak membela diri. Saat itu saya berkata pada kakal, "kakak itu mainannya udah jelek, kasih ke dede ya.. Nanti kakak bunda beliin yang baru". Ternyata kalimat itu tidak mempan bagi kakak untuk menyerahkan mainannya. Suasana makin gaduh. Kemudian saya memberikan pilihan, "yaudah kakak mau mainan mobil jelek itu atau mau dibeliin mainan yg baru?" si kakak jawab "beliin yang baru", "iya, kalo mau dibeliin mainan baru, mobil yg itu kasih dede ya", tapi si kakak tetap tidak mau melepaskan mainan yg ada di tangannya 😔. Kemudian saya setengah berteriak karena suasana makinn gaduh, "yaudah de, itu mobilnya kasih kakak ya, nanti bunda beliin mobil yg baru buat dede", mendengar saya berkata seperti ini si kakak malah tambah menangis. Sadar suasana makin gaduh, saya diam sejenak.. Membiarkan mereka berdua yg menyelesaikannya. Untung si adek masih mudah untuk dialihkan, sehingga ia berhenti menangis dan main mainan yg lainnya. Saya harus lebih sabar dan sadar dalam berkata karena emosi itu mudah menular. Jadi teringat dengan poin ramah & intonasi suara, harus lebih banyak berlatih pada poin tersebut pula.

Alhamdulillah untuk hari ini..

#kuliahbunsayiip #komunikasiproduktif #tantangan10hari #day4 #bunsaybatch2 #gamelevel1

Minggu, 04 Juni 2017

Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif Day 3

Bismillah..

A.  Komunikasi Produktif dengan pasangan
Pada hari ini poin "clear & clarify" kurang berjalan dengan lancar. Hari ini kami pergi berbuka puasa di luar. Saat ingin bergantian sholat magrib, suami menyuruh saya dulu untuk sholat sednagkan suami menjaga anak2 dengan berjalan2 di area belanja. Saya langsung mengiyakan. Di sini kami tidak berdiskusi lebih lanjut mengenai di mana kami akan bertemu lagi seusai saya sholat. Dan setelah saya sholat saya sempat menunggu agak lama di depan mushola. Ternyata suami menunggu di area belanja. Jadilah kami saling menunggu. Teringat poin im responsible for my communication result. Di sini saya merasa yang menjadi komunikator adalah suami karena suami yg lebih dulu memberikan arahan. Suami kurang dalam mengklarifikasi lebih lanjut tentang 'setelah itu ketemu di mana' sehingga menyebabkan kami saling menunggu dan masing2 ada perasaan tidak nyaman.

B.  Komunikasi Produktif dengan anak
Pada hari ke 3 praktek poin "memberikan pilihan daripada perintah langsung" lumayan berjalan baik. Hal ini terjadi ketika saya ingin menyuruh si kakak untuk membereskan mainan yang ada di teras depan. Saya berkata "kakak mainannya mau di masukin ke dalem atau mau rusak kena air hujan?", si kakak langsung menjawab "dimasukin ke dalem aja" tapiiii tidak diikuti gerakan "beresin mainan", kemudian saya coba lagi "kakak mainannya mau dimasukin ke dalem atau mau diambil orang aja?" sambil saya menyodorkan mainan ke tangannya agar ia mau bergerak. Alhamdulillah dia langsung mau bergerak.

#tantangan10hari #day3 #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip #gamelevel1 #Bunsaybatch2

Jumat, 02 Juni 2017

Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif Day 2

Bismillah..
Komunikasi Produktif hari ke 2

A.  Komunikasi Produktif pad pasangan
Poin clear & clarify pada hari kedua ini sebetulnya lebih dipraktekan oleh suami kepada saya. Ketika suami ingin membeli sebuah produk pembasmi nyamuk, awalnya suami memberikan sebuah artikel tentang jenis2 produk pembasmi nyamuk dan mana yang paling efektif.
Suami: "beli yang elektrik cair aja ya?"
Saya: "nanti diutak atik sama anak2 gimana?"
Suami: "paling awal2 aja diutak atik kayak lampu tidur, nanti juga didiemin sendiri"
Saya: "oh iya sih"
Suami: "jadi ya? Yang elektrik cair"
Saya: "oke"
Disini suami menjelaskan dengan 'clear' apa yang ingin disampaikan, yaitu membeli pembasmi nyamuk berupa elektrik cair. Kemudian memberikan kesempatan bertanya pada saya, hal-hal apa yang saya pikirkan tentang produk tersebut.

B.  Komunikasi Produktif dengan anak
Pada hari kedua ini poin 'memberikan pilihan dibanding perintah langsung' berjalan dengan lancar. Saat si kakak suka menonton tv dengan jarak dekat, saya memberikan berkata "kakak, mau nonton tv nya duduk atau matanya sakit karena nonton tv dekat2?" kadang kalimat ini diikut respon langsung duduk oleh si kakak, namun setelah duduk beberapa menit kemudian si kakak berdiri lagi di depan tv. Untuk yg kedua ini saya berkata "kakak mau duduk nonton tv atau bunda matiin tv nya ya?" mungkin terdengar seperti mengancam, namun kalimat ini sukse bikin si kakak langsung duduk manis.

Alhamdulillah..

#tantangan10hari
#day2
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#gamelevel1
#bunsaybatch2

Rabu, 31 Mei 2017

Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif

Hari 1

A. Komunikasi Produktif dengan pasangan
Untuk tantangan 10 hari ini saya memilih poin "clear &  clarify", karena sebelumnya ada beberapa kejadian miss komunikasi antara saya dengan pasangan. Mungkin sepele tentang "mie instan" dan "resi jne", tapi ternyata kejadian miss komunikasi ini akan membawa rasa jengkel pada salah satu atau kedua pihak. Dari kedua miss komunikasi ini yang saya evaluasi adalah memang benar bahwa saya/suami kurang jelas dan kurang mengklarifikasi dalam menyampaikan sehingga suami/saya kurang menangkap apa keinginan saya, vice versa.
Poin ini kemudian saya praktekan siang tadi.
Saya: "bang, nanti ta'jilnya aku mau bikin tempe mendoan ya"
Suami: "iyaaa setujuuu"
Saya: "mau tempe mendoan atau makaroni skotel?"
Suami: "tempe mendoan lahh"
Saya: "oke fix tempe mendoan"
Saya jelas memberikan informasi yang ingin saya sampaikan dan mencoba mengklarifikasi dengan memberikan pilihan lainnya pada suami.

B.  Komunikasi produktif dengan anak
Pada komprod dengan anak, saya memilih poin memberi pilihan dibanding perintah langsung. Saya pikir pada hari pertama ini akan berat, namun ternyata sangat mudah dan sesuai dengan harapan saya. Hal ini terjadi pagi tadi ketika saya ingin menyuruh si kakak membereskan mainan. Awalnya saya memberi kalimat ajakan, "kakak, yuk kita beresin mainan" tapi ternyata si kakak masih ogah-ogahan. Kemudian saya memberikan kalimat pilihan "kakak mau beresin mainannya sekarang atau nanti?", dan tak disangka si kakak langsung menjawab "sekarang". Namun kemudian saya menyadari, keberhasilan ini bukan semata2 karena saya memberikan pilihan pada si kakak, namun emosi saya yang sedang senang juga membangkitkan semangat kakak untuk membereskan mainan.

#gamelevel1 #day1 #tantangan10hari #komunikasiproduktif #kuliahbunsayiip #bunsaybatch2

Sabtu, 25 Maret 2017

NHW 9: Bunda Sebagai Agen Perubahan

Bismillah..
Akhirnya sampai pada nhw terakhir pada matrikulasi ini. Pada nhw kali ini saya akan merumuskan suatu social venture yang berawal dari minat dan hobi saya.

Minat dan hobi saya yaitu merias para muslimah untuk hari spesialnya. Untuk bisa merias dibutuhkan hard skill dan soft skill. Hard skill yang harus dimiliki oleh seorang perias adalah tentunya kemampuan untuk merias. Kemampuan menguasai teknik merias yang baik, seperti pengaplikasian foundation maupun pemilihan merk makeup yang cocok. Sedangkan soft skill yang harus dimiliki seorang perias adalah kemampuan untuk bisa memberikan service excellent pada setiap klien yang mau dirias. Service excellent ini penting agar klien merasa nyaman dan puas ketika dirias.

Isu sosial yang saya lihat adalah ketika seorang muslimah kesulitan dalam mencari perias yang paham akan aturan islam seperti tidak boleh cukur alis dan memakai bulu mata palsu.

Dalam hal ini cakupan masyarakat yang dimaksud adalah para muslimah yang paham akan syariat islam. Dari sini saya memunculkan ide sosial yaitu makeup syar'i khusus untuk para muslimah.

Perias syari memang mulai banyak menjamur di berbagai kota. Hal ini merupakan pertanda baik karena akan semakin banyak yang akan mengedukasi masyarakat tentang bagaimana riasan yang sesuai dengan syariat islam.

Semoga Saya bisa bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat luas. Aamiin.

Alhamdulillah bini'matihii tatimussalihaat..

Jumat, 17 Maret 2017

NHW 8: Misi Hidup dan Produktivitas

Bismillah..

Pada kuadran 1 mengenai aktivitas yang saya SUKA dan BISA, saya menulis aktivitas bisnis dan travelling. Kali ini saya memilih ranah bisnis untuk saya perdalam lagi dengan beberapa pertanyaan berikut:

1. Saya ingin menjadi apa? (Be)
Saya ingin menjadi seorang mompreneur yang professional.

2. Saya ingin melakukan apa? (Do)
Dengan menjadi mompreneur saya ingin mengajarkan anak2 saya berniaga sejak dini. Agar kedua anak laki-laki saya belajar mencari maisyah sejak kecil sehingga ia sudah mapan jika ingin menikah muda, seperti saya dan suami.

3. Saya ingin memiliki apa? (Have)
Saya ingin memiliki bisnis yang maju dan mapan saat usia saya 30 tahun. Ingin memiliki kebebasan finansial.

Kemudian pencapaian sesuai dengan kurun waktu tertentu, dibagi menjadi pertanyaan berikutnya :

1. Apa yang ingin saya capai dalam kurun waktu kehidupan saya (lifetime purpose)?
Dengan berbisnis saya ingin bebas finansial agar kami sekeluarga terhindar dari bahaya dan dosa riba.  Memiliki rizki yang halal dan berkah, agar memudahkan kami dalam menjalankan ibadah lainnya seperti bersedekah, zakat, umroh atau haji.

2. Apa yang ingin saya capai dalam kurun waktu 5-10 tahun kedepan (strategic plan)?
Dalam waktu 5-10 tahun kedepan saya ingin sudah memiliki bisnis yang maju dan mapan saat usia 30 tahun, masih ada waktu 6 tahun lagi untuk saya bisa membangun sistem bisnis yang lebih baik lagi.

3. Apa yang ingin saya capai dalam kurun satu tahun?
Dalam satu tahun ini saya ingin memiliki sebuah mobil pribadi, meskipun mobil bekas dan murah. Saya ingin menghindari riba dengan cara menghindari leasing mobil baru, walaupun kami sanggup membayar cicilan tiap bulannya.

Alhamdulillah bini'matihii tatimussalihaat..

Minggu, 19 Februari 2017

NHW 4 Mendidik Anak Dengan Kekuatan Fitrah

Bismillah..

Dalam NHW 4 ini merupakan evaluasi dari NHW sebelumnya, sehingga ilmu yang sudah didapat semakin terikat dan melekat dalam di kehidupan sehari-hari.

Pertama, jurusan ilmu yang saya pilih dalam universitas kehidupan ini adalah menjadi make up artist atau perias yang sesuai dengan syariat Islam. Sampai dengan hari ini saya masih yakin dengan jurusan saya tersebut. Lebih luasnya lagi saya ingin belajar tentang seluk beluk dalam mengadakan sebuah acara pernikahan (wedding organizer). Salah satu alasan lainnya mengapa saya ingin ada di jurusan ini, selain yang sudah saya sampaikan di NHW 1, adalah waktu yang lebih banyak bisa saya habiskan untuk keluarga, karena menangani suatu pernikahan biasanya hanya terjadi di hari weekend dan itu pun hanya beberapa jam saja. Jadi saya tetap dapat berkarya sembari tetap memiliki waktu yang banyak untuk anak-anak, dibanding saya bekerja dengan work hours yang banyak menyita waktu dan pikiran.

Kedua, mengenai konsistensi untuk mengisi checklist indikator yang sudah saya buat di NHW 2. Sejujurnya saya belum sepenuhnya konsisten mengisi cheklist tersebut. Beberapa minggu ini  saya masih terjebak pada beberapa urusan yang menyita banyak pikiran, seperti urusan wisuda saya dan rencana untuk pindah rumah ke luar kota. Saya tahu, bahwa sebenarnya ini bukan alasan untuk menghambat saya untuk melakukan semua indikator-indikator yang telah saya buat. Semoga setelah segala urusan (khususnya tentang pindah rumah) selesai, saya dapat lebih bekerja keras untuk menjalani segala cheklist yang sudah dibuat.

Ketiga, mengenai peran hidup saya di muka bumi ini, hal ini membuat saya 'membaca' apa yang telah Allah rencanakan dengan hidup saya di dunia. Saya senang sekali ketika membantu klien-klien muslimah saya dalam melaksanakan hari spesial mereka, yaitu saat pernikahan mereka. Ada rasa kebanggan tersendiri ketika saya terlibat dalam suatu momen yang sangat sakral, ketika para malaikat berkumpul untuk sama-sama menyaksikan suatu perjanjian yang kuat (mitsaqan ghaliza). Oleh karena itu saya merangkum sebuah Misi Hidup yaitu, membantu para muslimah dalam menyelenggarakan pernikahan, khususnya dalam bidang: pernikahan yang sesuai dengan syariat Islam, dan peran saya adalah sebagai perias pengantin yang syari.

Keempat, berkaitan dengan ilmu-ilmu yang mendukung dalam menjalankan Misi Hidup saya, saya merumuskan beberapa ilmu yang harus saya kuasai agar menjadi seorang perias professional.
1. Make up artist professional: ilmu tentang bagaimana caranya merias sesuai dengan bentuk wajah seseorang dan sesuai dengan acaranya.
2. JILBAB-DO: ilmu mengenai cara merias jilbab yang sesuai dengan syariat Islam.
3. Busana pengantin syari: ilmu tentang merancang dan membuat busana pengantin yang syari.

Kelima, menentukan milestone untuk memandu perjalanan Misi Hidup saya. Sebenarnya saya telah memasuki bidang ini sejak tahun 2014 saat saya berusia 22 tahun, jadi saya menetapkan KM 0 saya pada usia 22 tahun (2 tahun lalu), namun pada saat itu memang saya merasa masih kurang fokus dalam menjalankan misi karena pada saat itu saya masih berstatus menjadi mahasiswi. Jadi selama ini misi hidup saya hanya sebatas 'pekerjaan sampingan' saya selain menjadi mahasiswi, istri, dan seorang ibu. Saat ini saya telah lulus dari perkuliahan, dan saya kembali berazzam untuk lebih fokus dalam menjalankan misi hidup saya. Dengan kaidah 10.000 jam terbang untuk menjadi profesional di bidang make up artist syar'i, saya membutuhkan 7 tahun dengan asumsi saya mendedikasikan 4 jam tiap harinya untuk belajar/menjalankan misi hidup.

KM 0 - KM 3 (3 tahun) : menguasai ilmu make up artist professional.
KM 3 - KM 4 (1 tahun) : menguasai ilmu tentang Jilbab Do
KM 4 - KM 7 (3 tahun) : menguasai ilmu tentang busana pengantin syar'i

Dengan milestone ini, insyaa Allah saya akan menjadi profesional dibidang makeup artist syar'i pada usia 29 tahun.

Keenam, mengenai koreksi kembali poin-poin checklist Indikator yang telah dibuat sebelumnya. Saya belum mencantumkan poin belajar ilmu-ilmu yang mendukung misi hidup saya. Koreksi yang telah saya buaf bisa dibuka pada link berikut:

https://drive.google.com/file/d/0B4O1gxxeubAccHlnNEJDMVM1TlU/view?usp=drivesdk

Ketujuh, lakukan, lakukan, dan lakukan. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan dan kemampuan untuk menjalankan misi hidup saya.

Alhamdulillahi rabbil 'alamiin..

Sabtu, 11 Februari 2017

NHW #3 Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah

Bismillah..
NHW 3 kali ini semakin membuka mata saya akan potensi-potensi unggul yang kami (sekeluarga) miliki, dan bagaimana potensi itu bermanfaat untuk banyak orang.

Bagi suamiku, Dhia Ulhaq..
Saya memberikan surat cinta untuknya via whatsapp. Beliau membalas bahwa dia suka dengan naluri kata-kata yang saya berikan. Saya jarang sekali memberikan kata-kata pujian, apresiasi untuk suami. Surat cinta ini adalah momen untuk saya berlatih agar lebih mudah untuk menyampaikan kata-kata apresiasi untuk suami.

Bagi kami, naluri cinta memiliki 5 komponen: kata-kata, pelayanan, hadiah, sentuhan, dan quality time. Setiap orang berbeda-beda dalam urutannya. Suami saya menempatkan kata-kata sebagai naluri cinta yang pertama. Kata-kata pujian dan apresiasi membuatnya merasa secure dan dicintai.

Bagi si sulung, Irsyad Sabilil Haq..
Si sulung kami memiliki banyak potensi yang dimilikinya. Ia mudah berbaur dengan orang lain dan tidak cemas bila saya tidak di sampingnya. Hal ini bukan saja datang tiba-tiba, namun karena sejak berusia 7 bulan irsyad sudah terbiasa saya tinggal di daycare sementara saya kuliah. Meskipun sesekali dia merengek saat saya pamit meninggalkannya, yaitu saat dia sakit atau saat sedang badmood.

Meskipun kemampuan berbicaranya sedikit terlambat dibanding anak-anak lain, namun bentuk tubuhnya dan gerakan motorik kasarnya diatas rata-rata anak-anak seusianya. Diusianya yang baru 3 tahun, dia sudah mampu mengendarai sepeda roda dua.

Irsyad si sulung juga memiliki bakat perfeksionis, dia suka menjejerkan barang-barang apapun, mobil-mobilan, pulpen, bantal, bahkan tempe yang baru saya iris-iris pun dijejerkan 😂. Dia menjadi sangat marah apabila barang-barang yang dia jejerkan tiba-tiba diluluh lantakkan oleh adiknya.

Irsyad sangat ekspresif dengan emosinya. Jika dia senang, dia bisa lompat-lompat kegirangan dengan wajah yang menyeringai senang. Pun sebaliknya, jika dia merasa marah/kecewa dia bisa menangis sekencang-kencangnya hingga memukul/menendang.

Namun begitu, irsyad mulai pandai membaca situasi sosial. Pernah suatu ketika saya menangis dan kesal (bukan karena anak/suami), irsyad yang melihat saya menangis kemudian berkata "cep bunda cep..", lalu ia lari ke dapur dan kembali membawa segelas air, memberikannya pada saya dan berkata "udah ya nangisnya, ini minum dulu..". Ini yang membuat saya jadi menangis terharu karena bangga.. 😢

Bagi si bungsu, Ikram Shahib Elhaq..
Diusianya yang baru 1,5 tahun ikram sangat sanguin. Dia lebih mudah untuk tertawa dibanding menangis. Jika menangis pun, tidak sulit untuk mendiamkannya. Seperti kakaknya, ikram pun mudah berbaur dengan orang lain dan tidak cemas bila saya tinggal.

Saat ini dia sedang belajar berbicara meskipun masih lebih banyak babbling nya. Dia juga sedang suka mengimitasi aktivitas saya, seperti sholat dan memasak.

Bagi saya, Endita Ayumi Kartika..
Saya sangat suka belajar hal baru, mencoba-coba sesuatu yang belum pernah saya lakukan. Dalam hal potensi diri, saya memiliki prinsip bahwa sebelum usia 30 tahun saya bebas mengeksplorasi potensi diri dari segala bidang. Apakah itu dari bidang parenting, pernikahan, entrepreneur, ataupun bidang make up artist yang kini saya geluti. Jadi di usia 30 tahun ke atas saya sudah mantap dengan satu bidang yang memang menjadi minat dan bakat saya. Menurut saya, pasti ada kisah-kisah trial-error dibalik orang-orang yang sudah terbukti sukses. Karena usia saya masih 24 tahun, berarti masih ada waktu 6 tahun lagi untuk lebih mengeksplorasi segala potensi yang saya miliki.

Saya yang suka mencoba hal baru ini sangat bersyukur dipasangkan dengan suami yang sangat supportif dengan segala keputusan yang saya buat. Suami menjadi orang pertama yang mendukung saat saya ingin memulai bisnis online. Suami yang selalu mengantarkan saya untuk menghadiri kelas makeup artist untuk profesional. Suami lah yang mau mendengarkan 'ceramah' saya bila saya baru saja menghadiri seminar parenting, pernikahan, atau seminar apapun. Suami pula yang mendukung hobi fotografi saya yang terbilang cukup mahal.

Bagi lingkungan tempat tinggal saya..
Saat ini sudah 1,5 tahun saya menempati rumah baru ini. Lingkungan di sini masih baru dan sepi. Namun saya beruntung memiliki tetangga kanan-kiri yang baik hati. Meskipun sekedar berbagi makanan atau oleh-oleh kecil yang kami punya.

Setelah kuliah saya selesai di sini, kami berencana untuk melanjutkan hidup di subang, tempat kerja suami, karena selama ini kami hidup semi LDM antara Jatinangor-Subang. Jika tinggal bersama dengan suami, saya pikir kami akan saling menyatukan kekuatan untuk menjalankan misi-misi pernikahan yang sempat tertunda selama kami menjalani LDM.

Semoga Allah selalu memberkahi setiap langkah-langkah kami, di manapun kami berada.

Alhamdulillah bini'matihii tatimusshalihaat..

Rabu, 25 Januari 2017

Tugas Bulanan Ceria #TugasJanuari

Hikmah Pernikahan...

Bismillahi Rahmanir Rahiim..

Kehidupan pernikahan merupakan salah satu gerbang titik balik manusia dalam memasuki kehidupan yang baru. Karena sejatinya pernikahan adalah proses perkenalan seumur hidup, pasti selalu ada halang dan rintang di setiap episode pernikahan. Bahkan ketika baru memasuki gerbang pernikahan, tak selamanya hanya masa-masa honeymoon saja yang dirasakan.

Begitupun saya ketika baru mencicipi rasanya hidup berdua dengan seseorang yang dicinta. Enam bulan pertama yang katanya 'honeymoon fase' tak melulu rasanya manis bak madu. Saya merasakan rasanya keguguran (abortus complete) di awal tiga bulan pernikahan, rasanya sedih bukan kepalang. Merasakan pula rasanya ditipu oleh kerabat, hingga rugi berjuta-juta. Kemudian merasakan 'indahnya' menikah sambil kuliah, yang membuat hati saya maju-mundur untuk tetap berjuang di kampus padjadjaran, karena saya sudah memiliki prioritas lain yang lebih utama, yaitu: keluarga.

Namun dibalik semua ujian-ujian tersebut, dibaliknya terdapat hikmah besar yang tak semua orang bisa merasakannya. Kejadian keguguran memberikan saya pelajaran bahwa buah hati merupakan titipan dari Allah, dan hanya Allah-lah yang berhak atas hidup, mati, dan rejeki anak kita. Alhamdulillah dua bulan setelah saya keguguran, Allah kembali memberi kepercayaan amanah berupa anak kepada kami. Saya hamil lagi, dan kini sudah ada dua penyejuk hati yang sehat dan menggemaskan yang selalu menemani hari-hari kami.

Kejadian ditipu oleh kerabat, sangat memberi pelajaran pada kami. Tawakal alallah.. rejeki sudah diatur Allah. Merasakan rasanya hidup terhimpit itu sangat luar biasa nikmatnya. Setelah itu kami belajar untuk membangun bisnis dari bawah. Memperbanyak silaturahmi dengan orang-orang besar dan hebat.

Dari kejadian nikah-sambil-kuliah? Tiap kali pergi kuliah dengan bermotor, saya membawa benda-benda berikut ini: dua anak saya (irsyad & ikram), dan tiga tas (tas irsyad, ikram, dan saya). Masya Allah.. luar biasa rasanya. Allhamdulillah kini saya telah lulus kuliah (2 pekan lalu). Kini pun saya heran, bisa dapat kekuatan dari mana sehingga saya setiap hari bisa 'akrobat' seperti itu? Hehe. Kekuatan dari mana lagi jika bukan karena Allah yang telah memberikan saya kekuatan. Alhamdulillah ala kulli haal...

Dalam pernikahan juga sejatinya adalah proses belajar seumur hidup. Perbedaan kepribadian, sifat, hobi, dan lain-lain antara kita dengan pasangan menjadi hal yang lazim terjadi. Pun saya dan suami. Saya orang yang introvert melankolis ternyata berjodoh dengan suami yang ekstrovert sanguinis. Dulu saya rasanya sangat sulit untuk afektif, sulit untuk menyampaikan perasaan saya ke orang lain, termasuk ke suami. Sekalinya saya ingin menyampaikan sesuatu yg sudah terpendam, sering kali saya terlalu meledak-ledak dalam menyampaikannya. Namun suami dengan sabar membimbing, bahwa penting untuk menyampaikan perasaan dengan cara yang tepat, karena manajemen komunikasi & emosi merupakan elemen penting dalam sebuah pernikahan bahagia. 

Itu sekelumit cerita dari kehidupan pernikahan saya. Kami masih terus belajar dan belajar agar bahtera ini tidak salah dalam berlayar, agar lautan kehidupan ini selalu senantiasa memberikan petualangan yang 'seru' untuk kami sebrangi. 

Alhamdulillahilladzi bini'matihii tatimussalihaat.. 

NHW #1 "Adab Menuntut Ilmu"

Bismillahi Rahmanir Rahiim..

1. Jurusan ilmu yang ingin saya tekuni dalam universitas kehidupan ini adalah ilmu di bidang wedding organizer, lebih spesifiknya lagi saya ingin memiliki keahlian di bidang rias pengantin yang sesuai syariat islam.

2. "Strong Why" saya dalam memilih bidang ini adalah:
Berawal dari pengalaman saya menggunakan jasa wedding organizer pada pernikahan saya. Saya merasa tidak puas dengan pelayanan jasa WO tersebut, karena ada beberapa prinsip-prinsip yang tidak sesuai dengan keinginan saya. Saya sudah menyampaikan pada perias bahwa saya ingin model jilbab yang menutup dada, dan saya menyesal hanya mengatakan syarat tersebut tanpa mengatakan keinginan saya secara mendetail. Benar saja, pada hari H, memang jilbab saya dibuat menutup dada, namun saya dipakaikan konde yang tinggi bak kepala alien pada saat akad dan resepsi pernikahan. Padahal saat itu saya paham bahwa memakai konde punuk unta tidak sesuai dengan syariat islam. Saya yang introvert sulit untuk menolak eksekusi dari sang perias yang lebih 'dominan', jadilah saya pasrah dengan kemauan si perias. Dari situ, saya ingin menyalurkan 'dendam positif' dengan membuat wedding organizer yang sesuai dengan syariat-syariat islam, dan memudahkan para muslimah dalam merancang pesta pernikahan impiannya.

3. Bagaimana strategi dalam menuntut ilmu di bidang wedding organizer?
Saya memperhatikan beberapa wedding organizer ternama dalam merancang sebuah pesta pernikahan. Dari hasil pengamatan saya, sebuah wedding organizer pasti memiliki satu atau lebih bidang yang dikuasainya sendiri. Ada yang berbasis bisnis katering, ada yang berbasis rias dan gaun pengantin, dan ada yang berbasis dekorasi. Saya memilih bidang rias dan gaun pengantin (makeup artist & attire) sebagai keahlian utama saya. Ketika saya sudah menguasai bidang tersebut, baru saya akan memperluas bidang ilmu saya tentang wedding organizer.
Bagaimana strategi saya dalam mempelajari ilmu makeup artist?
Saya awalnya sangat awam dengan dunia makeup. Pada tahun 2014 saya mengikuti kelas self make up (makeup untuk diri sendiri) sebagai dasar ilmu tentang dunia rias. Setelah itu saya mengikuti kelas lanjutan yaitu professional makeup class di tahun yang sama pada guru yang sama. Selama tahun 2015-2016 saya mempraktekkan ilmu rias saya pada klien-klien muslimah. Sudah belasan muslimah yang saya dandani untuk acara pernikahan, acara wisuda, atau yang mengikuti kursus makeup. Jumlah ini masih sangat sedikit mengingat saat itu saya masih belum fokus dalam bidang ini karena masih menyelesaikan kuliah.
Setelah lulus kuliah (2 pekan lalu) saya berazzam ingin mengikuti kelas makeup dengan guru yang lebih professional dalam rangka mengupgrade skill saya. Insya Allah bulan Maret saya akan mengikuti makeup class yang diselenggarakan oleh makeup artist professional asal Malaysia. Kemudian saya juga berazzam akan mengikuti makeup class setiap setahun sekali dalam rangka terus mengupgrade skill saya dalam bidang rias dengan berguru dengan perias-perias profesional lainnya.

4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, banyak hal yang harus saya perbaiki demi keberkahan sebuah ilmu. Adab pada diri sendiri, secara tidak sadar terkadang saya masih merasa "sudah tahu" dalam suatu kajian keilmuan. Padahal perasaan "sudah tahu" malah akan menghalangi ilmu itu masuk dalam jiwa kita. Harus lebih banyak berlatih untuk 'mengosongkan gelas' sebelum memulai suatu kajian ilmu, agar ilmu bisa masuk tertanam dengan mudah. Dalam hal adab terhadap sumber ilmu, seringkali saya harus lebih skeptis dalam menerima sebuah informasi. Apakah ilmu tersebut baik DAN sesuai syariat? Misalnya saja ketika saya mengikuti makeup class yang mengharuskan saya memakai bulu mata palsu, padahal saya mengerti bahwa memakai bulu mata palsu melanggar syariat islam. Maka dalam mengikuti sebuah kajian ilmu, kita harus lebih skeptis dalam menyerap informasi atau ilmu, apakah ilmu ini baik? apakah ilmu ini bermanfaat? dan yang terpenting apa ilmu ini sesuai syariat? Karena apapun yang kita lakukan sejatinya hanya menginginkan ridho dari Allah, dan setiap keridhoan Allah sudah pasti akan membawa keberkahan hidup.

Alhamdulillah bini'matihi tatiimusshalihat..